PENDAHULUAN
Kehadiran agama islam yang di bawa nabi Muhammad saw. Di yakini
dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin .
di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu
menyikapi kehidupanya secara lebih bermakna dalam arti yang seluas luasnya .
Petunjuk petunjuk mengenai berbagai kehidupan manusia , sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya , yaitu,al-Quran dan hadis ,nampak lebih
amat ideal dan agung .sejalan dengan pernyataan tersebut pernyataan
tersebut,Fazlul rahmansampai pada suatu tesis bahwa secara eksplisit dasar
dalam ajaran al- Quran adalah moral yang memancarkan titik bertanya pada
monoteisme dan keadilan social . misalnya pada ajaran tentang ibadah yang penuh dengan muatan peningkatan
keimanan, ketakwaan yang di wujudkan dalam akhlaq yang mulia.
Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan jalalludin rahmad
terhadap al-quran menyimpulkan empat hal yang bertemakan tentang keperduliannya
terhadap masala social . pertama dalam al-quran dan kitab kiotab hadis,
proporsi terbesar ditujukan pada urusan
social ,kedua dalam kenyataan bila urusaan ibadah bersamaan wakyunya dengan urusan muamalah yang penting,
maksa ibadah boleh diperpendek atau ditanggungkan (TENTU BUKAN
DITINGGALKAN).ketiga, bahwa ibada yang mengandung segi kemasyarakatan diberi
ganjaran lebih besar dari pada ibadah yang bersifat perseorangan.keempat bila
urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal , karena melanggar pantangan
terentu, maka kafaratnya(tembusannya) yaitu melakukan sesuatu yang berhubungan
dengan ilmu social.
Akibat dari kesalah pahaman dari symbol – symbol keagamaan itu ,
maka agama lebih dihayatisebagai penyelamat individu dan bukan sebagai
keberkahan social secara bersama.pesan spiritualitas agama menjadi mandeg,
terkristal dalam kumpulan mitos dan ungkapan simbolis tanpa makna . agama tidak
muncul di dalam suatu kesadaran kritis terhadap situasi aktual.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Terjadinya
kesengajaan antara cita ideal islam dalam kenyataan yang terjadi dalam
kehidupan telah banyak menarik perhatian para ahli untuk mencoba mencari
penyebabnya,dan sekaligusa menawarkan alternative pemecahannya. Menurut syafi’i
Ma’arif,proses islamisasi sesungguhnya secara kualitatif belum pernah mencapai
tingkat yang sempurna .islam begitu jauh belum lagi mampu menggantikan
sepenuhnya kepercayaan- kepercayaan dan traisi-tradisi cultural lokal sebagai basis bagi organisasi .
Agama islam memiliki banyak
di mensi yaitu mulai dari dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik,
ilmu pengetahuan dan tegnologi, lingkungan hidup, sejarah, perdamaian, sampai
pada kehidupan rumah tangga, dan masih banyak lagi. Didalam al-qur’an yang
merupakan sumber ajaran islam ,yaitu menjumpai ayat-ayat tentang proses
pertumbuhan dan perkembangan ana tomi tubuh manusia .
Selama ini islam banyak di pahami dari segi-segi teologis dan
normatif. Jika seorang bernasib kurang beruntung misalnya, maka secara teologis
hal itu terjadi karena takdir tuhan , atu karna yang bersangkutan menganut
paham teologi fatalistis (jabariyah). Secara teologis jawaban tersebut boleh
jadi benar , tetapi hendak nya juga dilihat sebab-sebabnya dari sudut
sosiologis, historis, cultural dan lain sebagainya .
Seorang muslim selain memiliki wawasan yang menyeluruh dan integral
tentang ajaran islam, juga dapat mengembangkannya.pengembangan islam demikian
itu diharapkan akan mampu meresponi berbagai masalah actual yang dihadapi dalam
kehidupan.
B.
Pembahasan Judul
“Karakteristik
Agama Islam dalam Bidang Aqidah”
Istilah
karakteristik ajaran islam terdiri dari dua kata: karakteristik dan ajaran islam.
Kata karakteristik dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan sesuatu yang
mempunyai karakter atau sifat yang khas. Islam dapat diartikan agama yang
diajarkan nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci al qur'an dan diturunkan
di dunia ini melalui wahyu Allah SWT. Berarti karakteristik ajaran islam dapat diartikan
sebagai ciri yang khas atau khusus yang mempelajari tentang berbagai ilmu pengetahuan
dan kehidupan manusia dalam berbagai bidang agama, ibadah, muamalah
(kemanusiaan), yang di dalamnya temasuk ekonomi, social, politik, pendidikan,
kesehatan, pekerjaan, lingkungan, dan disiplin ilmu.
Konsepsi
Islam dalam yang akan dibahas adalah karakteristiknya dalam bidang aqidah,
yaitu sebagai berikut :
Karakteristik Ajaran Islam Dalam Bidang Aqidah
Ajaran
islam sebagaimana yang dikemukakan maulana Muhammad ali, dapat dibagi kepada dua
bagian, yaitu bagian teori atau yang lazim disebut rukun iman, dan bagian praktik
yang mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang islam, yakni amalan-
amalan yang harus dijadikan pedoman hidup; bagian pertama selanjutnya disebut ushul
(pokok) dan bagian kedua disebut furu' (cabang). Kata ushul adalah jamak dari ashl
artinya pokok atau asa; adapun kata furu' artinya cabang. Bagian pertama disebut
pula aqaid artinya kepercayaan yang kokoh, adapun bagian kedua disebut ahkam. Menurut
imam syahrastani bagian pertama disebut ma'rifat dan bagian kedua disebut tha'ah,
kepatuhan.
Selanjutnya
dalam kitab mu'jam al-falsafi, jamil shaliba mengartikan akidah menurut bahasa adalah
menghubungkan dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh. Ikatan tersebut
berbeda dengan terjemahan kata ribath yang artinya juga ikatan tetapi ikatan
yang mudah dibuka karena akan mengandung unsur yang membahayakan. Dalam bidang perundang-undangan,
akidah berarti menyepakati antara dua perkara atau lebih yang harus dipatuhi bersama.
Dalam kaitan ini akidah berkaitan dengan kata aqad yang digunakan untuk arti akad
nikah, akad jual beli, akad kredit dan sebagainya. Dalam akad tersebut terdapat
dua orang yang saling menyepakati sesuatu yang apabila tidak dipatuhi akan menimbulkan
sesuatu yang membahayakan akad nikah misalnya, apabila dirusakakan berakibat merugikan
kepada dua belah pihak secara lahir dan batin, apalagi bila kedua pasangan tersebut
telahd ikarunia putera-putera yang membutuhkan kasih sayang.
Karakteristik
islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini adalah bahwa akidah islam bersifat
murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan
yang wajib disembah hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikit pun tidak boleh diberikan
kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerja
yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah. Dalam prosesnya,
keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh melalui perantara. Akidah demikian
itulah yang akan melahirkan bentuk pengabdian hanya pada Allah, yang selanjutnya
berjiwa bebas, merdeka dan tidak tunduk pada manusia dan lainnya yang
menggantikan posisi Tuhan.
Akidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati
tentang Allah swt sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk
dua kalimat syahadat dan perbuatan dengan amal soleh. Akidah demikian itu mengandung
arti bahwa dari orang yang beriman tidak ada rasa dalam hati, atau ucapan di
mulut atau perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah
swt, yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan yang dikemukakan oleh orang
yang beriman itu kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.
Akidah
dalam islam selanjutnya
harus berpengaruh ke dalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai
aktvitas tersebut bernilai ibadah. Dalam hubungan ini Yusuf al Qardawi mengatakan
bahwa iman menurut pengertian yang sebenarnya ialah kepercayaan yang meresap ke
dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta
memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.
Dengan
demikian akidah islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap
yang selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku serta berbuat
yang pada akhirnya menimbulkan amal saleh.
BAB II
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ajaran islam memiliki ciri-ciri yang secara kesuluruhan amat
ideal. Islam agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi terbuka, kebersamaan,
egaliter, kerjakeras yang bermutu, demokratis, adil, seimbang antara urusan dunia
dan akhirat. Islam memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
Bidang kesehatan memperhatikan segi kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal,
dan lingkungan. Islam juga tampil sebagai disiplin ilmu, yaitu ilmu keislaman dengan
berbagai cabangnya. Karakteristik islam yang demikian ideal itu tampak masih belum
seluruhnya diketahui dan diamalkan. Antara ajaran islam yang ideal dan kenyataan
umatnya masih ada kesenjangan. Hal ini memerlukan pemecahan, antar lain dengan merumuskan
kembali metode dan pendekatan dalam memahami islam.
Akidah
menurut bahasa adalah menghubungkan dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara
kokoh. Dalam bidang perundang-undangan, akidah berarti menyepakati antara dua perkara
atau lebih yang harus dipatuhi bersama. Dalam kaitan ini akidah berkaitan dengan
kata aqad yang digunakan untuk arti akad nikah, akad jual beli, akad kredit dan
sebagainya.
Karakteristik
islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah adalah bahwa akidah islam bersifat
murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan
yang wajib disembah hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikit pun tidak boleh diberikan
kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerja
yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah. Dalam prosesnya,
keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh melalui perantara.
Akidah
dalam islam selanjutnya
harus berpengaruh ke dalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai
aktvitas tersebut bernilai ibadah. Dengan
demikian akidah islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap
yang selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku serta berbuat
yang pada akhirnya menimbulkan amal saleh.
MBA nidaul sya minta ijin ya untuk copy faste
BalasHapus